Jumat, 10 Juni 2016

kamu takan pernah kembali


KAMU TAKAN PERNAH KEMBALI

Ku sadari..
Kamu telah memilih hati yang lain...
kamu takkan pernah kembali..
karena cintamu bukanlah lagi untukku..

Kamu adalah lakon dalam kisahku..
walau hanya kisah masa lalu..
kisah yang takkan pernah terulang..

Walau kini bias kenangan perlahan memudar..
Rasaku padamu akan tetap utuh seperti dulu...

Jika nanti rasa itu tak lagi utuh untukmu...
jangan tanyakan mengapa...
karena rindu dalam jiwa ini tetap milikmu...

Hanya milikmu..
kisah masa laluku...

PASRAH

lukaku

LUKAKU KARENAMU

Terpuruk sesalku karenamu
Bagai luka yang tak berujung kering
Menyisakan perih di setiap ruang hati di hariku
Luka ini menujam di palung hatiku

Aku berada pada dua pilihan yang sulit
Hingga kuabaikan mimpi dihatiku
Ku korbankan hatiku untukmu
Dan kutinggalkan pilihan hatiku untukmu

Inikah jalanku Tuhan???
Bagai zaman siti nurbaya
Kupilih dia demi baktiku
Dan ini balasannya untuk ku

Lukaku karenamu
Biar kubawa dalam tidurku setiap luka dan dukaku ini
Biar terpejam dalammm
Menghirup napas yang hampir terpekik

Tuhan terlalu berat kujalani hariku
Biar sekuat teriakan ku memecah langit
Takkan pernah luka ini kering
Selain Engkau Tuhan yang menyembuhkan lukaku ini. 


Mpa

catatan derita

CATATAN DERITA

Ku tak bisa Meringkas darah tinta merah ku
Terbayang Bingkai dedaunan terpasung diantara beku
Diantara seringai Bunga melati bertudung kelabu
Dan selembaran yang tak hentinya bercakap bagai benalu

Hujan Yang menyapa Mengungkapkan rupa
Mengetuk bingkaian lapuk kayu jendela
Niscaya yang buta di pejam pekat senja
Hawa kaku yang berkomat kata mantra
Megah muram yang serempak gunturnya

Raga yang diremukan mimpi
Lipatan raut wajah pucat 

 Seketika derita menghunus belati
Sejengkal di lubuk wajah memori

PASRAH MPA

aku yang akan hilang

AKU YANG AKAN HILANG

Aku tak berdaya ,
saat air mata mulai melewati garis awal mataku
Semua rasa hempaskan aku pada titik hitam kenangan ,
yang entah aku jawab apa itu dahulu
Hanya saja terasa perih saat dibasahi oleh setiap lamunan masa lampau yang menyakitkanku
Semua terasa hilang saat kata pupus ramaikan hidupku
Aku mengacuh , menepi perlahan tak sadar
Hatiku tak hidup saat aku rasa mati
Degupannya begitu menyayat hati
Kata cinta seolah tak membekas didalam relung-relung yang masih tersisa
Tersisa ?
Apakah pernah dituai ?
Aku hanya belantara ditengah buasnya kesakitan rinduku
Tawa , nada dan gema seolah tak pernah tumbuh didalam langkah terakhirku
Kini , semua terasa menjauh meninggalkan kamu
Kamu yang aku tahtakan didalam kelana jiwaku
Isakkan itu seolah masih mengakar didalam ragaku
Mengikatnya dan tak pernah terkelupas oleh detakan waktu
Saat ini aku mati dan tak bernyawa
Seumpama debu , aku telah tersapu dan tak bisa hadir lagi
Aku merindukan purnama yang tak sempat membalas salamku malam hari
Aku yang akan pergi
Tinggalkan seutas perih yang masih tersisa ini
Aku melangkah meninggalkan setiap kenangannya
Yang dahulu pernah temani separuh diriku
Aku menulikan sebelah telingaku
Agar tiada lagi aku dengar
Semua tetesan air mata itu
Aku yang akan pergi sekarang
Hapuskan setiap lara yang pernah aku miliki dan memiliki aku
Aku mencintai separuh dirimu
Seperti ilalang yang merindukan bualan bintang
Dan kini bintang itu lenyap ditelan mendungnya langit
Seperti aku ,
Aku hilang dilenyapkan oleh cinta hatimu kasih...


pasrah Mpa

lukisan hati

LUKISAN HATI

Aku ingin pulang kepada hati yg kucintai
tapi aku harus menunggu
di setiap heningku tak pernah lelah kau menemaniku
walau itu hanya bayang-bayang senyummu yg bila kusentuh senyum itu pergi
Di setiap matahari pergi, s’lalu saja terlihat saat kau berpaling dan berjalan meninggalkanku
aku ingin bertahan untuk orang yang kucintai
karena kupikir tak mungkin hanya sebatas ini cintaku
Kunikmati kesepian-kesepian ini
dengan nada, dengan mimpi, juga dengan kenanganmu
biar saja rindu ini hidup di dasar hati
menunggu sampai waktu yang panjang menegurnya
sampai ia menemui apa yang ia inginkan, apa yang ia rindu
Telah kubingkai namamu, lihatlah sangat indah di dalam hati
dan perpisahan ini tak mampu merusaknya sama sekali
suatu hari nanti jika kita bersatu lagi, kan kubacakan puisi ini untukmu
dan jika tidak, kan kubacakan sajak ini pada matahari di senja hari, atau pada bulan yang s’lalu menanti …
ini hanya sekedar lukisan hatiku saat ini, dan entah seperti apa di suatu hari

Minggu, 06 Desember 2015

hmmm

DI ALTAR PEMEDAL AGUNG

Langit  terdiam memainkan masa silam
menatap sunyi para leluhur
diantara bongkahan patung patung
dan lumut lumut yang tertahan
ataukah malam  telah mengabadikannya
dalam sisa waktu 

Langit itu  hening dan sepi
mengantar  sisa kenangan
dari bebatuan yang luka berdebu
atau taburan bunga bunga mengingatkannya
menari dalam kegelisahan sendiri

rindu  makin hanyut
dalam kesunyian semesta
bersama kawanan kabut menutup
patung patung yang terdiam
menatap bisu purnama

malam ini

EPISODE BARU
aku rindu meramu hari dengan katakataku
entah, mungkin pagi ini

selaksa pesan yang mengalir melalui jarijemariku
masih terngiang jelas
ada rasa yang merambat dan ada pula getaran menyayat urat syaraf
tak kala aku menemuiNya semalam

tahukah sepoy angin di luar sana akan inginku
tahukah ribuan daun-daunan kuning yang hampir gugur itu
apa sebab aku merenung di bawah batang kekar miliknya
tahukah  mereka sedang diriku tak mampu menyikap
rahasia hati yang masih tersembunyi

yang kurasa hanya kerinduan
entah akan apa, untuk apa
mungkin sesuatu yang berbeda
yang mampu merubahku
di episode baru hidupku