Jumat, 25 September 2015

kakiu di kepala kepala di kaki

Numpang Coment…. Entah kenapa tiba-tiba saja saya terperangkap dalam bloger ini, mungkin saja karena faktor kesamaan, kita sama-sama sedang mendambakan sosok pemimpin yang visioner, bertanggung jawab, dan yang sigap dalam menghadapi situasi genting/krusial/kisru di dalam sebuah organisasi atau lembaga. Seperti dambaan kita sebagai warga RI terhadap pemimpin republik di senayan… yang belakangan ini menebarkan aroma yang tak sedap…..heheheehe. 
Topik yang cukup menarik untuk didiskusikan ketika melihat animo dalam berlembaga atau berorganisasi belakangan ini bertendensi pada kepentingan yang bersifat privatisasi. Ya, ada benarnya jika dikatakan pemimpin yang bijak lahir dari pengikut yang setia. Sehingga analogi yang kemudian dieksposisikan terkait (Otak-Hati) bisa dikonstrusikan dalam hal hubungan antara Oraganisasi-Manajemen. Manajemen merupaka hal yang sangat urgen dalam sebuah organisasi, karena tanpa manajemen maka tujuan atau visi dari pada organisasipun pastinya tidak akan berjalan atau mandek, jika berjalanpun mungkin saja pincang. Organisasi sebagai integral dari pada manajemen yang mempunyai hubungan yang korelatif dan bersinergi. Hubungan antara manajemen dengan organisasi dapat diibaratkan sebagai hubungan antara badan dengan jiwa. Kalau badan baik tetapi jiwa tidak baik atau rusak maka badan dapat terpengaruh juga dan lama-lama menjadi rusak dan sebaliknya. Sama halnya dengan Organisasi dan Manajemen. Kalau organisasi baik tetapi manajemen kurang baik atau tidak baik maka akan mempengaruhi organisasi sehingga tidak dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam organisasi tersebut.
Kembali pada ulasan awal mengenai “Pemimpin”. Setiap pemimpin pasti mempunyai prospek yang baik untuk menjalankan roda organisasi, terlepas dari kepentingan sampiran. Begitupun anggota/bawahanya dalam sebuah organisasi. Pada hakikatnya semua komponen yang berkecimpung di dalam sebuah lembaga mengeinginkan yang terbaik. Tetapi perlu diperhatikan bahwa tidak semua komponen yang ada, menjalankan fungsi dan tugasnya pada satu rel atau boleh dibilang rangkap jabatan. Jika memang demikian maka bisa saja kolang-kaling bak strika/cenderung centang. Susah untuk menyatuhkan persepsi. Bisa saja bertolak belakang dengan yuridis kontitusional, yuridis konvensional dan juga yuridis operasional. Lagi pula di dalam sebuah organisasi terdapat watak yang heterogen. Nah, hal ini masuk pada rana Job Description yang berkaitan dengan Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) yang perlu dipelajari dan dipahami oleh semua komponen yang ada di dalamnya. Maka yang menjadi prioritas awal atau sangat urgen sebelum memulai sebuah fase baru dalam kepemimpinan perlu adanya pengenalan Job Description. Hemat saya bahwasanya pemimpin-lah yang lebih berperan penting dalam menjalankan amanah organisasi. Karena seyogianya pemimipin menjadi promotor utama dalam menjalankan roda organisasi. Analogi sederhananya; Sopir dan Penumpang. Jika terjadinya insiden kecelakaan maka Sang sopir-lah yang bertanggung jawab, walaupun mungkin saja ada penumpang yang lalai, misalnya; membuat gaduh suasana yang mengakibatkan sang sopir hilang konsentrasi. Menurut anda bagamana dengan tanggapan demikian??? Mari saling berbagi!!!