Minggu, 06 Desember 2015

hmmm

DI ALTAR PEMEDAL AGUNG

Langit  terdiam memainkan masa silam
menatap sunyi para leluhur
diantara bongkahan patung patung
dan lumut lumut yang tertahan
ataukah malam  telah mengabadikannya
dalam sisa waktu 

Langit itu  hening dan sepi
mengantar  sisa kenangan
dari bebatuan yang luka berdebu
atau taburan bunga bunga mengingatkannya
menari dalam kegelisahan sendiri

rindu  makin hanyut
dalam kesunyian semesta
bersama kawanan kabut menutup
patung patung yang terdiam
menatap bisu purnama

malam ini

EPISODE BARU
aku rindu meramu hari dengan katakataku
entah, mungkin pagi ini

selaksa pesan yang mengalir melalui jarijemariku
masih terngiang jelas
ada rasa yang merambat dan ada pula getaran menyayat urat syaraf
tak kala aku menemuiNya semalam

tahukah sepoy angin di luar sana akan inginku
tahukah ribuan daun-daunan kuning yang hampir gugur itu
apa sebab aku merenung di bawah batang kekar miliknya
tahukah  mereka sedang diriku tak mampu menyikap
rahasia hati yang masih tersembunyi

yang kurasa hanya kerinduan
entah akan apa, untuk apa
mungkin sesuatu yang berbeda
yang mampu merubahku
di episode baru hidupku

penyair dalam mimpi

PUJANGGA

Pujangga, penyair cinta dari lembah duka penuh luka
pelantun tembang kehidupan di kebebasan udara
pelaut ulung yang menjelajahi lautan luas
pengembara tangguh di kegersangan padang tandus
engkaulah biru yang berkobar di keluasan samudera
engkaulah ombak, engkaulah gelombangnya
engkaulah awan merah jingga menghiasi senja temaram
engkaulah purnama yang menyinari keremangan malam
engkaulah kicau burung murai menyambut pagi dengan riang
engkaulah gagak yang mengabarkan kematian di padang gersang
pujangga, penjabar hati dari lembah kelam
pada gerimis yang tak sedih engkau merenung dalam 
engkau telusuri liku-liku  sunyi hingga ke ujungnya
lewat sajak-sajakmu engkau singkap rahasia di dalamnya 
     ketika tiba di puncaknya yang paling menggairahkan          
engkaulah singa garang, melumat sunyi dalam satu terkaman!!!