Minggu, 24 Agustus 2014

PROSES PEMBELAJARAN

PERAN DAN FUNGSI ORGANISASI MAHASISWA

MAHASISWA pada saat ini merupakan harapan terbesar bagi masyarakat sebagai penyambung lidah rakyat terutama sebagai perubahan di masyarakat (Agen social of cahange). Sebagai salah satu potensi, mahasiswa sebagai bagian dari kaum muda dalam tatanan masyarakat yang mau tidak mau pasti terlibat langsung dalam tiap fenomena sosial, harus mampu mengimplementasikan kemampuan keilmuannya dalam akselerasi perubahan keumatan ke arah berkeadaban.
Keterlibatan mahasiswa dalam setiap perubahan tatanan kenegaraan selama ini sudah menjadi jargon dan pilar utama terjaminnya sebuah tatanan kenegaraan yang demokratis. Romantisme politis antara mahasiswa dengan rakyat terlihat sebagai fungsinya sebagai social control termasuk terhadap kebijakan menindas.
Mahasiswa dalam hal ini sudah menunjukkan diri sebagai salah satu potensi yang dapat diandalkan dalam upaya menuju tatanan masyarakat yang berkeadilan Dan distribusinya baik secara kualitas maupun kuantitas dalam segala aspek kehidupan sosial sudah semestinya diperhitungkan.
Bentuk keberhasilan dalam mewujudkan sebuah tatanan masyarakat berkeadaban di Indonesia adalah dengan semakin kecilnya angka kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, peningkatan taraf ekonomi dan pendidikan, dan lain sebagainya. Namun, itu semua hanya akan menjadi mimpi belaka manakala semua konsep-konsep yang dibangun dan berbasis kerakyatan tersebut tidak dibarengi dengan strategi yang matang dan jitu ke arah tujuan tersebut. Dan maksimalisasi fungsi mahasiswa dan kaum muda dalam tiap laju demokratisasi merupakan salah satu pilar utama yang perlu diperhatikan.
Sekali lagi, peran mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat sosial ditunggu. Diharapkan mahasiswa mampu memainkan peran yang strategis. Kesatuan visi, tekad, dan perjuangan untuk kepentingan masyarakat secara luas, menjadi pondasi utama peran tersebut saat ini atau nanti. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, sekali lagi, perlu pemetaan, perumusan, dan penelaahan metode penerapan fungsi mahasiswa dalam kancah epistemologi keumatan tersebut.
Realitas di Lapangan
Pasca gerakan reformasi 1997/1998 hingga saat ini terjadi neorosis masa yang cukup signifikan, aksi-aksi mahasiswa terkesan kehilangan comon enemy (musuh bersama). Solidaritas gerakan mahasiswa semakin mencair ke dalam ke-akuan masing-masing. Kampusku, organisasiku, idiologiku, dan keaku-akuan yang lain. Meskipun tidak bisa dipungkiri masih ada beberapa organisasi yang tetap konsisten menjadi corong kepentingan rakyat dengan tetap melakukan aksi-aski turun ke jalan.
Ironisnya, mencairnya gerakan mahasiwa ke dalam internal kampus tidak menjadikan organisasi mahasiswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan social society dan memiliki bargaining posisioning dalam mensikapi kebijakan-kebijakan biokrasi kampus dan mengakomodir aspirasi dan menjadi juru bicara mahasiswa.
Kondisi semacam ini semakin diperparah lagi dengan tingkah pola segelintir Mahasiswa yang meng-klaim dirinya sebagai “aktivis kampus” yang justru menjurus kepada pembenaran atas kecendrungan analisa negatif sebagai Mahasiswa lainnya tersebut. Bahkan, sebagian di antaranya cendrung “arogan”, merasa paling intelek dengan tidak menghiraukan keberadaan lingkungan sekitarnya.“Aktivis Kampus” seperti ini kerap berbicara soal Demokrasi, tapi di saat itu juga cendrung “Otoriter”, memaksakan kehendak dan tidak bisa menerima perbedaan dan pendapat yang lain. Membahas “revolusi”, tapi tidak diimbangi dengn revolusi akhlak dalam dirinya yang masih jauh dari nilai-nilai fitri. Berdebat tentang Konsep Ketuhanan namun tak nampak “sifat-sifat” Tuhan dalam dirinya, seperti rahman, Rahim. Maka kalau kondisi ini terus dibiarkan, maka tidaklah heran organisasi mahasiswa mengalami degradasi dan deteroiorasi dalam skala aksi maupun subtansi. Dan hal inilah yang pada akhirnya menyebabkan kaderisasi menurun drastis baik kualitas maupun kuantitas.
Kondisi objektif di atas bergulir bagaikan bola salju yang kian membesar dan sulit dicairkan, sehingga memunculkan kelompok mahasiswa terbagi sebagai berikut:
  1. Kelompok Mahasiswa Kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang). Tipikal dari individu atau kelompok mahasiswa ini dominan melewati hari-harinya di kampus full hanya dengan belajar Teks Book, mengerjakan semua yang diperintahkan setiap dosen (baca: dosen) dengan harapan kuliah dapat selesai tepat waktu dan meraih prestasi akademik yang memuaskan sehingga dapat menjadi dongkrak untuk peningkatan karier. Ciri khas utama kelompok ini adalah Indeks Prestasi Komulitatif (IPK)  minded, cendrung eksklusif dan skeptis-apatis terhadap apa pun bentuk aktivitas organisasi mahasiswa, senantiasa berpikir “neraca rugi-laba”, saat diajak ber-organisasi bahkan cendrung subjektif dalam peniliaiannya tentang aktivitas kampus.
  2. Kelompok Mahasiswa Cheerleader. Kelompok atau tipikal individu semacam ini mempunyai beberapa ciri, di antaranya senang meramaikan atau ikut menyemarakkan beberapa kegiatan yang ada di kampus maupun organisasi mahasiswa. Namun, masih “alergi” jika suatu ketika dipercaya untuk mengemban amanah kepemimpinan ataupun kepengurusan dalam sebuah event dan kegiatan sosial keorganisasian. Bagi mahasiswa model ini, berkelompok dan berorganisasi haruslah ada muatan “pesta”, bersenang-senang, sekadar pergaulan dan cendrung tidak mempunyai pendirian yang pasti terhadap pendapat-pendapat yang beredar mengelilingi lingkungan sekitarnya. Siapa yang dekat-akrab, mereka-lah kawan “organisasinya.”
  3. Kelompok Mahasiswa Aktif dengan Organisasinya. Kelompok atau individu dari mahasiswa semacam ini tidak begitu dominan keberadaannya. Secara kuantitatif relatif sedikit, sedangkan dari segi kualitas masih harus dikaji ulang. Eksistensi kelompok atau individu bertipikal semacam ini sepintas aktif dengan segenap organisasi kemahasiwaan yang ada baik yang intra maupun eksra kampus. Bahkan, dari yang sedikit jumlahnya di sini, sebagian di antaranya cendurng “kebablasan”, sehingga ada juga secara tidak sadar melepas statusnya sebagai mahasiswa lantaran “kris moneter” dalam dirinya D-O  (baca Drop Out). Ada juga sebagian diri mereka yang “kehabisan napas” kerena ketidakmampuan me-manage waktu yang dimilikinya, sehingga vacum bahkan berubah menjadi apatis terhadap organisasi mahasiswa.


Merubah Paradigma Berpikir
Mahasiswa yang aktif ber-organisasi secara konsisten semata-mata memiliki pemahaman bahwa organisasi kemahasiswaan merupakan sebuah sarana yang efektif  dalam meng-kader dirinya sendiri untuk ke depan. Sebagian di antaranya masih mempunyai keyakinan pandangan bahwa kampus merupakan tempat menimba ilmu yang tidak terbatas hanya kepada pelajaran semata.
Dengan bergabung aktif dalam organisasi kemahasiswaan yang bersifat intra ataupun eksra kampus berefek kepada perubahan yang signifikan terhadap wawasan, cara berpikir, pengetahuan dan ilmu-ilmu sosialisasi, kepemimpinan serta menajemen kepemimpinan yang notabene tidak diajarkan dalam kurikulum normatif Perguruan Tinggi. Namun, dalam ber-organisasilah dapat diraih dengan memanfaatkan statusnya sebagai mahasiswa.
Pemahaman arti penting sebuah organisasi dan aktivitas organisasi mahasiswa adalah salah satu persoalan yang pertama-tama harus diluruskan. Adanya anggapan bahwa ber-organisasi berarti berdemonstrasi, atau ber-organisasi khusunya di kampus tidak lebih dari sekadar membuang sebagian waktu, energi, ajang mencari kawan atau mencari jodoh merupakan bukti adanya kesalapahaman tentang presepsi sebagian mahasiswa tentang organisasinya sendiri.
Berdasarkan hal tersebut maka organsiasi mahasiswa dituntut untuk terus meningkatan kualiatas dirinya. Dan peningkatan pelayanan terhadap masyarakat mahasiswa. Sebagai miniatur pemerintahan negara dalam penyelenggaraan negara yang semestinya dilakukan oleh aparatur negara. Maka, organisasi mahasiwa harus meng-adopsi prinsip-prinsip pemerintahan layaknya dalam sebuah negara dan dikolaborasikan dengan prinsip sebagai organisasi pengkaderan dan perjuangan.
Dengan demikian, satu media yang dapat membentuk kematangan mahasiswa dalam hidup bermasyarakat ialah organisasi. Dengan senantiasa ber-organisasi maka mahasiswa akan senantiasa terus berinteraksi dan beraktualisasi, sehingga menjadi pribadi yang kreatif serta dinamis dan lebih bijaksana dalam persoalan yang mereka hadapi.**


Kamis, 21 Agustus 2014

HAMPA



RAJAM CINTA

hanyut hanyutkan segala rasa gelora
buai buaikan jiwa terlena pada cinta yang membara
hingga akal lumpuh dan terbang entah kemana
patahkan segala rasio yang terlupa

pada pesona tiada tara
hati yang terenggut emosi jiwa
embun elok sunggingkan senyum pesona
menyapa fajar saga dibalik ranting kokoh cemara
hati gundah sirna tersapu indah cinta

yang bergelora sejak sosok jumpa
pada dia, paras menawan rupa
hati bagai dewi surga
terjelma pada putri di desember 2010 kelabu

hangat mentari menjelma altar suci
 atas ikrar kasih hakiki pada hati
pada janji yang telah terpatri
atas cinta murni saling memiliki

kasih bagai berlian rasa, pelipur segala pedih segala dera
hati selalu mendamba, nyawa tereja dalam dirimu sukma
yang kian membara, membakar tangan hitam dusta
hingga alunan sangkakala

kau linangkan airmata, akan kisah perpisahan paksa
terenggut rasa akan hati nan terluka
harapan terancam sirna

berapa banyak lagi alirkan airmata?
yang belum kering akan rundung nestapa
kasih, sang bidadari nirwana

isak tangismu laksana rajam menusuk rasa
khan kutitipkan segala setia
dari jiwa terpercaya
tuk nafas bahagia

bersama tarian cinta walet di angkasa
yang mencumbu marunnya senja
jangan menangis karena semuanya berakhir kini
tersenyumlah karena hal itu terjadi
                                                                                    Suara Mpa

KU TERDIAM



DAHAGA DALAM KATA

dahaga telah lama menggelegak
harapan demi harapan membuncah tak berkesudah
sejak mentari fajar tersenyum di pucuk pagi
hingga sang baskara menghalau bulan ke peraduan

mencari dan mencari
penawar dahaga yang kian tak terobati
saat waktu tak lagi bermarwah kian hari
goresan luka tersayat riuh kata kata intoleransi
benak angan ambisi berebut abaikan harga diri

haruskah membunuh mimpi?
agar damai itu datang kembali?

saat kita terjerembab dalam limbah yang melumuri
tebarkan dengki atas paku paku benci
dan fitnah menjadi pedang hitam sang mantili
menebas memenggal lawan yang berbeda posisi

kesadaran diri dimana engkau kini?
saat kami tak lagi saling senyum tulus suci
bersorak arogan diatas tubuh bernadi
meradang demi ego pundi pundi

haus sirnakan nafas berkasih budi
laga adu taji berebut lumbung padi rejeki
sekian juta nafas berharap tak henti
datangnya sang pilihan satria sejati

pelepas dahaga yang mengayomi
mencari dan mencari
laksana jarum ditelan jerami
akankah impian menjauh pergi?

dahaga telah lama menggelegak
harapan demi harapan membuncah tak berkesudah
sejak mentari fajar tersenyum di pucuk pagi
hingga sang baskara menghalau bulan ke peraduan
                               
                                                                                                SUARA Mpa

PEMUDA LEWOTANAH

 ASSALAMUALAIKUM WR .WB

PEMUDA BERSATU

 Tepat hari ini,,di mana kita melewati yang disebut hari “17 berdarah”,, karena memang sudah sekian lama sekelompok pemuda  bersatu dan akhirnya menjadi tonggak lahirnya kekuatan yang bernama generasi lewotanah…Dan selama kurun waktu itu pula banyak pergerakan yang dimotori para pemuda menjadi pengontrol dan pendobrak kepemimpinan yang tidak sehat di lewotanah. Percaya atau tidak latar sejumlah gerakan itu adalah pada semangat perjuangan “generasi lewotanah Luar biasa bukankan itu yang dikenal dengan “generasi lewotanah”????Kalau dilihat dari dua kata yang membentuk kalimat singkat itu sudah pasti kita langsung bisa tahu bahwa inti pada kalimat ini adalah pada Pemudanya….Dan sekarang yang jadi pemikiran saya apakah semua Pemuda harus memiliki dan mewarisi semangat perjuangan itu?????hmmmmm.....pastinya iya yhhh!!!!!!!!

Menurut saya jawaban iya itu memang pasntas,walau kadang tidak selamannya bisa terwujud dan diperlihatkan pada semua khalayak tapi setiap pemuda di lewotanah  pasti punya semangat untuk itu dan sudah seharusnya kan begitu???apa lagi pada generasi lewotanah Labala...Kenapa begitu,menurut saya pemuda adalah fase dimana kita belum merasakan sebuah kemapanan dan kenyamanan, karena percaya atau tidak,,teori singkat berikut banyak benarnya..Kemapanan bisa melemahkan semangat perjuangan,karena pada setiap manusia terjadi tahapan peluruhan diri ketika fase mapan itu terjadi,,Jadi buat rekan-rekan Pemuda

Bergeraklah wahai kawan-kawan,,tidak perlu jauh sampai berteriak lantang di jalanan tapi lakukan apa yang anda bisa untuk lewotanah  kita ketika ingin di tindas…Dan yang perlu kita ingat,,Perubahan itu sulit,tapi untuk berubah itu mudah karena berubah hanya dimulai dari diri kita..

Merah darahku adalah ungkapan bahwa semangat yang berkorbar tidak  akan padam hingga tetesan darah terakhir dan putih tulangku adalah mental baja yang tidak akan pernah pudar walau panasnya peluru menembus tubuh,,,Lemah dan kuat dalam sebuah perjuangan untuk memperjuangkan kehidupan yang layak adalah sebuah pilihan....Jadikanlah bahu kalian kokoh layaknya baja karena masih banyak sodara-sodara kita yang memerlukan tempat untuk bersandar.

Untuk mendapatkan sebuah kemenangan, canggihnya sebuah perlengkapan persenjataan bukanlah ukuran karena tekad yang kuat adalah modal utama dalam mencapai sebuah tujuan yang mulia.Tancapkan niat untuk memberikan kehidupan yang layak untuk generasi setelah kita, maka tuhan akan memberikan kemudahan dan keajaiban layaknya bambu runcing yang bisa mengalahkan senjata-senjata yang terbuat dari baja.

Satu-satunya yang kita perlukan ialah waktu....Alangkahkah hebatnya jika kita dapat membeli waktu-waktu yang terbluang,Berikan kita tempat untuk berdiri,dan kita akan mengangkat bumi di mana tempat kita yang sesungguh-sungguhnya peninggalan leluhur kita,Kita semua mengenal kebenaran,bukan melulu bedasarkan alasan yang di buat-buat tetapi juga dengan hati yang kami miliki,Kita dapat melakukan sesuatu dengan bahagia di mana kita semua dalam 1 kata 1 bahasa (koda tou kirin ehan) untuk hari ini,sambil selalu menanti masa depan wahai pemuda generasi lewotanah!!!!!!Tindakan adalah kuncinya,bertindaklah hari ini,,,kita  harus bertindak mewujudkan apa yang kita inginkan dalam hidup. 

Tidak ada tindakan,tidak akan  ada hasil yang kan di peroleh agar bebas dari kebosanan hidup sehari-hari,kita harus menyalakan tungku pembakaran dalam diri kita,,Nyalakan api dalam hati kita untuk tujuan besar,,Bangun rasa optimis,rasa semangat yang membangkitkan ledakan hasrat melalui pikiran dan tubuh kita untuk lewotanah kita...kita  harus dapat menjalani hidup dalam semangat perjuangan diamana pemuda adalah kuncinya,maka kita juga harus bersemangat....kita memerlukan simpanan antusiasme dalam diri dan inspirasi untuk menjalani hidup yang penuh kebahagiaan nantinya,,dimana semuanya untuk generasai kita kedepannya nanti.....

Jangan mempermainkan diri kita sendiri lagi!!!!Sekarang adalah saatnya bagi kita untuk berdiri tegak,,,menonjolkan diri kita,,,dan mengambil alih kendali pribadi hidup kita yaitu kekuasaan lewotanah labala yang sesungguhnya...Mengendalikan apa yang kita masukkan ke dalam pikiran dan apa yang kita pikirkan tentang saat-saat sepanjang hari adalah penting untuk mengatur pandangan hidup kita nantinya......kita semuanya tergantung pada pikiran kita,,,karna Pikiran percaya diri secara bertahap,akan membangun kepercayaan diri yang lebih besar,,,Pikiran percaya diri yang terfokus dan terkonsentrasi akan menciptakan rasa keyakinan diri yang bahkan lebih kokoh dan lebih kuat....

Ada sebuah pepatah mengatakan  “Majunya suatu bangsa itu karena pemudanya dan hancurnya suatu bangsa itu juga karena pemuda” dan juga “Semangat kepemudaan adalah semangat berkarya untuk bangsakata itulah yang harus kita junjung tinggi selalu..hari ini,hari esok dan hari yang akan datang!!!!!!!!

                                                            WASSALAM

22 AGUSTUS 2014

 SUARA Mpa