Sabtu, 26 Juli 2014

LINTASAN SANG MASA



JIWA MUSAFIR

terjal lintasan sang masa
membawa sejumput nafas para hamba
meniti merayap menjemput hujung sangkakala
menempa batin dan raga sang musafir jiwa
kelana
sejak masa
di telatah dunia renta
dalam koloni rajam aksi manusia
entah dimana kesadaran
yang tlah Maha karuniakan
perang kau kobarkan
damai kau singkirkan
adalah satu pilihan
atas dera hati dirajam jiwa neraka
sang sadar manusia
janji saat terlahirkan janganlah lupa
hingga senja tak lagi marun merona
sejuk pagi tak lagi berembun bening mata
juga paras malam tak lagi berbinar purnama
dan jiwa tlah lelah berkelana
adalah pulang satu pencipta
kala terompet malaikat ditiupkan bergema
jaga tindak tanduk perilaku
mata malaikat maut mengintaimu
jaga nada sabda dan suaramu
telinga dewa mendengarmu
jaga hati kendalikan egomu
batin surga menembus dasar sanubarimu

                                                                                                                       SUARA Mpa

Senin, 21 Juli 2014

NAFAS RANTAU



angin malam di bulan ramadhan menyapa sanubari
bermandi cahaya penghapus gelap sudut relung hati
berkomit nafas lantunkan ayat ayat sabda Ilahi
bersimpuh tafakur iklas pasrahkan segenap diri
damai dalam belaian tangan Sang Maha Suci
hari raya suci menjelang tiba
hati merindu akan kasih jemari keriput bunda
yang setia menjaga cinta nun jauh disana
yang tak lekang digerus taring sang masa
pada kasih sang putera
atas sayang buah hati mendamba
yang terpisah jarak sekian lama
nafas nafas rantau
yang teguh kokoh menyeberang pulau
tinggalkan tanah halaman bunda di ujung cakrawala
menggapai impian sang pelangi di tanah kota
demi satu cita cita
yang membara selalu di dada
nafas nafas rantau kota
waktu telah tiba memintamu ayunkan langkah masa
kembali merajut impian pulang ke kampung desa
yang kaya akan cahaya hangat mentari di ufuk timur raya
surau menanti kumandang adzan dirimu yang lama tiada
disana
tersimpan hati yang merindu akan cinta
pada tanah tanah subur nan kaya raya
pada laut dan pantai yang indah mempesona
pada rajakaya yang menghidupi saudara bersahaja
kapan engkau akan menyentuhnya?
dengan nafas cinta yang sekian lama kau bawa ke kota?
angin malam di bulan ramadhan menyapa sanubari
bermandi cahaya penghapus gelap sudut relung hati
berkomit nafas lantunkan ayat ayat sabda Ilahi
bersimpuh tafakur iklas pasrahkan segenap diri
damai dalam belaian tangan Sang Maha Suci
***
“Selamat Mudik bagi sahabat-sahabat perantau. Damai di kota damai di kampung halaman.”
                                                         SUARA KECEWA Mpa

SURGA TAK BERDUSTA




masihkah pertanyakan tentang kasih dusta?
meragu akan ruh taman surgawi ada
yang bersemayam di jajaran langit rumpun mega
penjaga batas saudara kekal dan fana
lihat, lihat saja
pelangi sayap kupu menarikan tarian pesona bidadari nirwana
bersenandung melodi merdu sang dewa bersahaja
berpenyaksi belalang sentadu yang takzim wibawa
alunkan damainya rasa
harmoniskan celah sekat diantara
atas perbedaan yang ada
di hamparan alam semesta raya
mengadopsi laju alam mulia
menguak tabir segala kunci rahasia
beralas pelangi kasih agung ibu pada sang putra
atas aliran turunan mulia bercahaya
hidup sejatinya ada padanya
yang terlelap di kala malam tinggalkan senja
hembuskan nafas fitrah cinta
bunda
hening bermunajat asa
pada buah hati sang pangeran cinta
hantarkan menyapa pada pintu pintu dunia
dalam langkah pertama
hirup hawa surga fana
ananda
raih lengan perkasa
hirup kemuliaan pada kasih cakrawala
meski terbata
tertatih dalam kaki pertama
ruh semangat bergelora menyapa paras surga fana
jika dan hanya jika
hidup adalah pesan tertunda
yang dilafalkan hingga pekik sangkakala
masihkah pertanyakan tentang kasih dusta?
meragu akan ruh taman surgawi ada? 


                                      SUARA KECEWA Mpa